Bapak Uye selaku Kuncen Desa Sukamulya
Nama : Uye Sutarya
Usia : 58 tahun (2014)
Pekerjaan : Petani dan Juri Kunci Desa Sukamulya (Kuncen)
AWAL KARIR
Bapak
Uye Suyatna memulai karirnya sebagai seorang juru kunci desa, atau lebih
dikenal dengan sebutan kuncen. Dalam meraih posisi untuk menjadi seorang kuncen
tidaklah sembarangan. Sebab sebagaimana kita semua ketahui, seorang kuncen
dipilih berdasarkan garis keturunan. Kuncen pertama Desa Sukamulya ialah Aki
Karwi. Sebagai seorang kuncen, Aki Karwi merupakan orang yang pertama kali
melestarikan Desa Sukamulya. Aki Karwi mempunyai 5 orang anak, salah satunya
ialah Bapak Sadam yang kemudian menjadi kuncen kedua di Desa Sukamulya. Setelah
Bapak Sadam, kuncen digantikan oleh Bapak Patni sampai tahun 1992. Kedudukan
Bapak Patni digantikan oleh Bapak H. Sahlan yang menjabat sejak 1992 sampai
1997. Masa jabatan Bapak H. Sahlan hanya berlangsung singkat karena beliau
sakit. Demi melanjutkan kursi kekuasaan Kuncen Desa Sukamulya, Bapak H. Sahlan
meminta kepada anak-anaknya untuk menggantikannya, tapi tidak ada yang bersedia
untuk meduduki jabatan tersebut. Ketika tidak ada yang bersedia untuk
menggantikan Bapak H. Sahlan, maka beliau mencari generasi keduanya, yaitu dari
pihak cucu. Bapak Uye Sutarna merupakan cucu dari Bapak H. Sahlan. Bapak Uye
diminta untuk menduduki posisi kuncen. Awalnya beliau menolak karena merasa
masih muda. Namun keputusan tersebut berubah ketika suatu hari Bapak Uye
mendapatkan wahyu untuk menjabat sebagai Kuncen Desa Sukamulya.
KARIR
Sebagai
seorang kuncen, Bapak Uye Sutarna bertugas melestarikan budaya, adat, dan norma
Desa Sukamulya. Amanat tersebut beliau pegang teguh hingga saat ini. Dalam melestarikan
tiga hal tersebut, tentunya banyak kegiatan yang beliau lakukan. Salah satunya
ialah menjaga kearifan lokal Desa
Sukamulya, yaitu pemakaman leluhur desa yang sering disebut dengan ‘keramat’.
Keramat menjadi salah satu tempat tujuan tamu-tamu dari luar kota. Bahkan Bapak
Uye menyebut kehadiran wisatawan ke keramat tersebut sebagai salah satu bentuk
silaturahmi.
Selain
menjadi seorang kuncen, Bapak Uye turut bekerja di sawah sebagai seorang
petani. Upahnya memang tidak besar, namun ia memiliki prinsip bahwa warga desa
harus produktif. Dalam 4 bulan Pak Uye dapat memperoleh 5 kwintal padi dan
angka tersebut cukup menambah penghasilan beliau.
15
tahun merupakan waktu yang lama untuk menjabat sebagai seorang kuncen. Dalam
kurun waktu yang lama itu, Pak Uye tidak pernah menghadapi masalah. Bahkan dari
tahun ke tahun karirnya mengalami peningkatan hingga namanya dikenal sampai ke
luar negeri. Tidak jarang ia kedatangan tamu dari Korea, Belanda, dan Amerika.
PETUAH
Sebagai
Kuncen Desa Sukamulya, beliau hanya dapat berpesan bahwa budaya Desa Sukamulya
akan terus melekat di kehidupan masyarakat. Sebab budaya Desa Sukamulya
merupakan cerminan dari arti namanya sendiri, yaitu suka (senang) dan mulya
(kebaikan). Bapak Uye memastikan bahwa tidak akan ada budaya lain yang dapat
mempengaruhi budaya asli Desa Sukamulya.